Sebanyak 80 persen pelajar Jepang terutama dengan sasaran para mahasiswi, ternyata banyak yang terlibat ke dalam industri film porno (AV).
Sementara hasil survei Kementerian Pendidikan Budaya Olahraga Sains Jepang tahun 2012 menunjukkan bahwa 74 persen pelajar pendidikan tinggi ternyata banyak yang bekerja sambilan (paruh waktu).
Saat ini perekonomian Jepang masih lemah. Orangtua para pelajar biasanya hanya mampu membayarkan sewa rumah anaknya tetapi tidak biaya makanan, tidak kebutuhan sehari-hari. Tak heran para pelajar mencari tambahan uang dari bekerja paruh waktu tersebut.
Penulis lepas Atsuhiko Nakamura kepada Shukan Post edisi 21 Maret 2014 mengungkapkan bahwa dunia industri seks Jepang terutama film porno dan dunia PSK saat ini sedang kesulitan, jumlah pelakunya semakin berkurang.
"Banyak pelaku PSK atau pemain film porno mengalami kesulitan usaha saat ini," papar Nakamura, pengarang buku 'Menjadi Aktris Film Porno Jepang.'
Untuk dunia film porno, wanita usia 30 tahunan sudah sangat sulit memasuki dunia ini karena umumnya justru anak-anak muda yang dicari usia 20 tahunan ke bawah. Hal serupa di dunia PSK 70 persen yang sudah usia 30 tahun pasti ditolak.
"Kini persaingan sangat kuat dan banyak dicari wanita muda usia 18 tahun sampai dengan 22 tahun saja," tambahnya.
Yang dicari juga wanita muda yang pintar dan elegan serta gampang bergaul, pintar memuaskan lelaki dalam berdiskusi apalagi berhubungan seks.
Untuk akris film porno 80 hingga 90 persen umumnya direkrut dari para mahasiswi di daerah Tokyo, termasuk juga untuk menjadi wanita panggilan (biasa dikenal dengan julukan Deriheru atau delivery health di Jepang).
Untuk itu dibangun juga sistem bisnis imekura atau pencitraan wanita, menemani bicara seks di telepon, ataupun cosplay wanita, pura-pura menggunakan pakaian seragam pembantu dan lainnya. Semua itu dicari wanita yang sangat muda tersebut.
Menurut Shukan Post, seorang wanita muda usia 21 tahun bernama Riko bekerja di daerah Sakaecho Kota Chiba City mengungkapkan telah menerima 80.000 yen sebulan dari orangtuanya dan ditambah penghasilan bekerja sebagai Deriheru tiga kali dalam seminggu sehingga mendapat penghasilan 250.000 yen per bulan.
"Kalau cuma bekerja biasa dan pergi ke sekolah, sama sekali tak bisa membantu finansial saya," tekan Riko.
Itulah sebabnya Riko menjadi PSK dengan penghasilan ratusan ribu yen sebulannya padahal bekerja tiga kali saja seminggunya.
"Biasanya wanita muda tak berbicara mengenai pekerjaan masing-masing tetapi saya yakin umumnya wanita muda Jepang banyak yang bekerja sebagai PSK juga di malam harinya," tambah Riko ditulis Shukan Post tersebut.
0 comments:
Post a Comment