Di balik ketampanan dan kecantikan mereka ada rahasia mengerikan.
Glamour, penuh warna, ceria, artis dan aktor serta penyanyi berwajah tampan, cantik dan seksi adalah sisi yang ditunjukkan industri hiburan di Korea Selatan. Ya, 5 tahun belakangan ini, Korea Selatan berjaya menginvasi musik dan ranah entertainment dunia dengan budaya Hallyu yang menyebar bak cendawan di musim hujan. Dalam waktu yang singkat saja, Korea Selatan meproklamirkan diri sebagai kiblat entertainment dan showbiz baru di pasaran Asia.
Industri K-pop meraup hampir $ 3,4 miliar pada semester pertama 2012, tahun di mana saat hit Psy, Gangnam Style menjadi yang terbanyak dilihat YouTube. Ditambah lagi industri musiknya yang melejit dengan GirlBand yang ramping tinggi dengan betis yang "kembar". Ada pula BoyBand dengan potongan rambut unik, disertai warna rambut yang bermacam-macam membuat banyak wanita tergila-gila.
Namun Kpop juga menyimpan sisi gelap yang membuat merinding dan menakutkan. Pelecehan seksual, kontrak perbudakan, perselisihan, dan bunuh diri menjadi sisi lain industri Showbiz Korea Selatan yang luput dari sorotan dunia.
Semua sisi gelap ini akhirnya terungkap oleh media setelah aktris Jang Ja Yeon mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada Maret 2009 lalu. Saat popularitasnya menanjak sebagai bintang Drama Korea. Kematianya yang tragis menimbulkan skandal nasional ketika catatan bunuh diri mengungkapkan bagaimana ia disiksa secara fisik oleh agen dan dieksploitasi secara seksual oleh laki-laki berpengaruh dalam industri showbiz Korsel.
Seperti dilansir Allkpop, program berita '8 O clock News' yang ditayangkan di SBS mengungkapkan fakta kalau Jang Ja Yeon dipaksa melayani total 31 pria sebanyak seratus kali untuk memberikan kepuasan seksual.
Fakta tersebut didapat dari sebuah dokumen yang ditulis oleh aktris yang mengakhiri hidupnya di usia ke-26 itu kepada teman-temannya. Dalam dokumen itu, Ia memaparkan cerita tentang bagaimana para selebriti dipaksa terlibat dalam sebuah industri hiburan yang buruk.
"Tolong balas dendam. Para pria yang datang untuk menerima layanan, sangat jahat. Saya dipaksa untuk melayani lebih dari 100 kali. Setiap kali saya mendapatkan baju baru untuk dipakai, saya harus bertemu dengan setan yang lain," begitu tulisan Jang Ja Yeon dalam dokumen tersebut.
Pria-pria yang diduga terlibat terdiri dari golongan pejabat, bos-bos perusahaan besar, lembaga keuangan, dan lain-lain. Para ahli telah memastikan bahwa tulisan tangan tersebut benar milik Jang Ja Yeon.
"Tidak hanya di Kangnam, tapi saya juga dipaksa melayani di Suwon Karaoke dan berbagai ruangan salon. Bahkan pada hari peringatan (kematian) orang tua saya, saya dipaksa melayani. Karena saya telah membuat daftarnya, saya akan membalas sampai mati. Bahkan jika aku mati, aku akan membalas dendam sampai ke liang kubur," tulisnya lagi.
Seks pun sudah menjadi hal biasa bagi para calon artis yang ingin karirnya melejit di pasar industri.
Sebuah survei oleh Komnas HAM Korea Selatan diberikan kepada kepada 351 aktris dan para calon aktris Korea. Hasilnya mengejutkan, 60% dari calon aktris dan yang sudah terkenal, telah ditekan untuk memberikan layanan seks dalam rangka untuk tetap bertahan sebagai bintang dan melejitkan karirnya.
Dilansir dari Soompi, seorang mantan peserta pelatihan (trainee) dari sebuah agen industri hiburan Korea yang disiarkan di JTBC TV. Gadis yang namanya dirahasiakan itu mengaku ada semacam lembaga atau broker swasta yang bekerja untuk menghubungkan sponsor dengan trainee-trainee muda.
"Ketika aku masih milik agen, meskipun aku masih di bawah umur, aku sering diminta untuk hadir di sebuah bar," kata sumber tersebut. Broker swasta tersebut, katanya, mempunyai profil perusahaan-perusahaan trainee di berbagai industri hiburan.
Sumber itu menambahkan, untuk mendapatkan "layanan" dari gadis trainee, sponsor akan dikenakan biaya antara 700 - 900 ribu dolar AS untuk satu kali pertemuan.
Seorang sponsor setidaknya harus membuat reservasi setidaknya satu hari sebelum pertemuan. Hanya mereka yang sudah ada didaftar pelanggan broker swasta itu yang bisa membuat pertemuan.
Kerjasama Kontrak Hingga 13 Tahun
Pada bulan Oktober 2009, beberapa anggota dari boy band bernama TVXQ mengajukan gugatan terhadap agensi yang mengelola mereka untuk hak atas pembubaran diri. Kasus ini mencuatkan ketidakadilan dan tindakan diluar batas kemanusiawian yang dialami para selebriti Korea di mata publik.
Lembaga Fair Trade Commission menyelidiki 20 agensi hiburan dalam negeri, mereka menemukan bahwa hampir 200 selebriti terjebak dalam “Kontrak Perbudakan”. Para seniman dipaksa bekerja berjam-jam dengan bayaran sedikit tanpa menerima royalti.
Mereka memiliki sedikit atau bahkan tidak punya kebebasan atas jadwal mereka atau kehidupan pribadi. Dalam banyak kasus, mereka diwajibkan untuk tinggal dengan agensi mereka untuk jangka waktu yang sangat lama namun tidak ada pastinya. Anda mungkin berpikir satu atau dua tahun adalah waktu yang lama untuk terikat dengan kontrak; di Korea Selatan, suatu kontrak bisa bertahan hingga 13 tahun.
Agensi pun mebela diri dengan mangatakan bahwa hal ini dilakukan untuk melindungi artis mereka sebaga aset perusahaan. Tak heran banyak bintang muda yang sudah diambil dan dikarantina pada usia yang sangat muda, menjalani diet ketat dan latihan serta permak operasi palstik hanya untuk mencapai kesempurnaan sebagai bintang Kpop dan Kdrama.
Kasus Bunuh Diri yang Menjadi Inspirasi Para Fans
Selain itu, Kasus Bunuh Diri yang dilakukan oleh selebritis Korea juga membawa dampak cukup besar. Salah satunya adalah timbul "werther effect" setelah publikasi yang dilakukan oleh media tentang peristiwa bunuh diri selebritis.
Contohnya saat Choi Jin Shil tewas gantung diri karena depresi, angka kematian bunuh diri melonjak hingga 1.700 kasus dalam satu bulan. Hal serupa sudah pernah terjadi di tahun 2005 saat Lee Eun Joo mengakhiri hidupnya, rata-rata kematian melonjak dua kali lipat dari sebelumnya.
Kasus bunuh diri bagi selebritis Korea memang menjadi hal biasa. Kontrak yang terlalu mengikat, jadwal yang sangat padat, dan tekanan dari berbagai pihak mempengaruhi kondisi psikis mereka.
Mengerikan banget, kan? Kalau di dunia hiburan tanah air gimana juga ya? Apakah sama seperti itu? Setidaknya disini kasus bunuh diri artis belum menjadi tren.
Yuk, share artikel ini ke sesama temen kamu yang menggilai hiburan dari Korea Selatan. Kira-kira bagaimana reaksinya setelah membaca ini ya? hmm
0 comments:
Post a Comment